Rabu, 18 November 2015

Pengembangan Tujuan dan Isi Kurikulum



BAB I
                                        PENDAHULUAN                                       

1.1            Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa (Sanjaya,2008).
Proses pengembangan kurikulum menurut zais harus dimulai dengan asumsi-asumsi filosofis sebagi system nilai (Value System) atau pandangan hidup suatu bangsa. Berdasarkan asas filosofis itulah selanjutnya ditentukan tentang hakikat pengetahuan, sosiokultural, hakikat anaka didik, dan teori-teori belajar. Inilah yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum, dengan kata lain landasan pengembangan kurikulum itu meliputi asas filosofis, asas psikologis, dan asas sosial budaya termasuk didalamnya asas teknologis. Manakala telah ditentukan landasan-landasan sebagai fondasi kurikulum, maka ditentukan komponen-komponen kurikulum yang menyangkut baik tujuan umum maupun tujuan khusus, isi atau materi pelajaran kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Pada dasarnya proses pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan keempat komponen tersebut yang dilandasi asas-asas pengembangannya sebagai fondasi. Pengembangan komponen-komponen inilah yang kemudian membentuk sistem kurikulum.
Adapun proses pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan kurikulum atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan pelaksanaan kurikulum, dan hal tersebut bisa dikatakan bahwa terjadinya perubahan-perubahan kurikulum mempunyai tujuan untuk perbaikan. Suatu kurikulum tidak dapat terbentuk atau tidak dapat dikembangkan tanpa adanya tujuan khusus sebagai hasil yang diharapkan. Dengan adanya tujuan, maka akan memudahkan para pemegang kurikulum dalam menentukan nilai-nilai apa saja yang harus ada dalam kurikulum tersebut. Karena itu, sebagai orang yang kelak akan berperan dalam implementasi kurikulum, sangat penting bagi para calon pendidik untuk memahami dan menguasai tata cara pengembangan tujuan dan isi kurikulum.

1.2             Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui atau memahami tata cara pengembangan tujuan dan isi kurikulum, serta sebagai tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

1.3             Ruang Lingkup Materi

Makalah ini memiliki ruang lingkup materi. Adapun ruang lingkup materi sebagai berikut :
v  Pengertian kurikulum
v  Pengertiaan pengembangan kurikulum
v  Pengembangan tujuan kurikulum
v  Pengembangan isi atau materi kurikulum


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lembar Informasi

2.1.1 Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi atau bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

2.1.2 Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun didalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

2.1.3 Pengembangan Tujuan Kurikulum
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan demikian perumusan tujuan merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah kurikulum.
2.      Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat memberikan arahan kepada guru dalam menentukan bahan atau materi yang harus dipelajari, menentukan metode dan strategi pembelajaran, menentukan alat, media, dan sumber pembelajaran, serta merancang alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.
3.      Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, para pengembang kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
1.     Klasifikasi Tujuan
        Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu  domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
A.    Domain Kognitif
        Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dar 6 tingkatan, yaitu:
1)         Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah.
2)         Pemahaman
Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari penetahuan. Pemahaman bukan sekedar mengingat fakta, akan tetapi akan berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.
3)         Penerapan
Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi lagi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.
4)         Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antarabagian bahan itu.
5)         Sintesis
Sintesis  adalah kemampuan unuk menghimpun bagian-bagia n ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.
6)         Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif.

B.     Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan aspresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu objek manakala telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl, dkk. (1964), dalam bukunya Taonomy of Educational Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki tingkatan yaitu:
1)         Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah.
2)         Merespons
Merespons atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti, kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk diskusi, kemauan untuk membantu orang lain, dan sebagainya.
3)         Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauaan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu ojek tertentu.
4)         Mengorganisasi
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antaranilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
5)         Karakterisasi nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintensis dan internalisasi sistem nilai dengan mengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya itu dijadikan pandangan (filsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak dan berperilaku.

C.     Domain Psikomotor
        Domain Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini:
1)         Gerak refleks;
2)         Keterampilan dasar;
3)         Keterampilan perseptual;
4)         Keterampilan fisik;
5)         Gerakan keterampilan;
6)         Komunikasi nondiskursif;
        Dengan bahasa lain, ketiga domain itu (kognitif,afektif dan psikomotor) dapat digambarkan dala “3H”, yaitu “Head” (kelapa) atau pengembangan bidang intelektual (kognitif), “Heart” (hati), yaitu pengembangan sikap (afektif) dan "Hand” (tangan) atau pengembangan keterampilan (pisikomotor).
        Pencapaian ketiga dominan secara seimbang harus menjadi acuan dan target setiap guru dalam proses pembelajaran.
2.      Herarkis Tujuan

      Dilihat dari herarkisnya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan yang sangat umum sampai tujuan yang khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Tujuan pendidikan dari bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
a.       Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofi. Suatu bangsa.
b.      Tujuan Instituasional
Tujuan Instituasional, adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
c.       Tujuan Kulikuler
Tujuan Kulikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
d.      Tujuan Pembelajaran/Instruksional
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau yang disebut juga dengan tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tetentu.

2.1.4     Pengembangan Materi Kurikulum

Bahan atau materi kurikulum (curriculum materials) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalm upaya mencapai tujuan kurikulum.
1.         Sumber-sumber Materi Kurikulum

Isi atau materi kurikulum pun harus bersumber pada tiga hal tersebut, yakni:
a. Masyarakat berserta budayanya
b. Siswa
c. Ilmu Penetahuan
 Dalam menentukan isi kurikulum ketiga bersumber tadi harus digunakan secara seimbang. Isi kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek, dapat mengaruhi keseimbangan makna pendidikan.

a.          Masyarakat sebagai Sumber Kurikulum
       Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat. Kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar atau lokal diperlukan oleh sebab setiap daerah memiliki kebutukan dan karakteristik yang berbeda baik dilihat dari sudut geografis, budaya dan adat istadat maupuan potensi daerah. Dilihat dario keadaan geografis, setiap derah memiliki perbedaan misalnya ada daerah pegunungan, pesisir, daerah perkotaan.
       Perkembangan budaya nasional adalah perkembangan budaya yang terus-menerus yang selama ada dalam status “in the maiking” Oleh karenanya materi, kurikulum selamanya harus berubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.
       Globalisasi merupakan gelombang yang sangat hebat menerap seluruh kawasan dunia. Siap atau tidak, kita tidak mungkin mehindari dari arus globalisasi itu sendiri. Oleh sebab itu, arus globalisasi bukan untuk dihindari akan tetapi merupakan sesuatu yang harus kita hadapi. Materi kurikulum sebagai alat pendidikan harus bersumber dari kepentingan masyarakat global. 

b.         Siswa sebagai Sumber Materi Kurikulum
Di samping masyarakat berserta kebudayaannya, penetapan materi kurikulum juga dapat bersumber dari siswa itu sendiri. Mengapa siswa harus dijadikan sumber dalam penetapan isi kurikulum? Ya, hal ini disebabkan tugas dan fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan seluruh potensi siswa. Maka tidak heran kalau kebutuhan anak harus menjadi salah satu sumber materi.
 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rumusan isi kurikulum dikaitkan dengan siswa, yakni:
1)         Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak
2)         Isi kurikulum sebaiknya mencangkup keterapilan, pengetahuan dan sikap yang dapat digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan juga berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
3)         Siswa hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatan sendiri dan tidak sekedar hanya penerima secara pasif apa yang diberikan guru.
4)         Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan siswa.
Kebutuhan siswa sebagai dasar penetapan materi kurikulum dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi pisikobiologis dan sisi kehidupan sosial. Sisi pisikologis berkenaan dengan apa yang timbul dengan siswa berdasarkan kebutuhan pisikologis dan biologis yang dinyatakan dalam keinginan dan harapan mereka, tujuan dan masalah yang diminati untuk dipelajari. Sisi kebutuhan sosial berkenaan dengan tuntutan masyarakat, apa yang dianggap perlu untuk kehidupannya, agar mereka hidupdi masyarakat.
Menurut Maslow kebutuhan manusia itu terdiri dari kebutuhan akan:
a.     Survival atau kebutuhan fisiologis;
b.     Security atau kebutuhan rasa aman;
c.     Love and belonging atau kebutuhan untuk dicintai;
d.     Self esteem atau kebutuhan personal 9harga diri);
e.     Self-actualization kebutuhan untuk mengatualisasikan diri.

c.          Ilmu Pengetahuan sebagai Sumber Kurikulum
Ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dan logis.

2.         Tahap Penyeleksian Materi Kurikulum

Tahap penyeleksian materi kurikulum adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau muatan kurikulum.
a.       Identifikasi Kebutuhan (need assessment)
Kebutuhan (need) adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
b.      Mendapatkan Bahan Kurikulum (Assess the curriculum materials)
Mendapatkan bahan kurikulum yang sesuai dengan tujuan bukanlah pekerjaan mudah. Poses pelaksanaannya diperlukan perencanaan yang matang serta dan keseriusan yang sungguh-sungguh.
c.       Analisis Bahan (analyze the materials)
Menganalisis materi/bahan kurikulum dapat dilakukan dengan melihat informasi tentang bahan yang bersangkutan misalnya, dengan melihat nama pengarang, edisi dan tahun terbitan, termasuk penerbirnya sendiri.
d.      Penilaian bahan kurikulum (Appraissal of curriculum materials)
Manakala bahan kurikulum telah dianalisis keakuratanya, maka selanjutnya diberikan penilaian, apakah bahan itu layak digunakan atau tidak, sesuaikah dengan tututan kurikulum atau tidak.
e.       Membuat keputusan mengdopsi bahan (Make an Adoption Decision)
Membuat keputusan apakah bahan layak untuk diadopsi atau tidak, merupakan tahap terakhir menyeleksi bahan.

3.         Jenis-jenis Materi Kurikulum

 Biasanya materi kurikulum yang harus dipelajari siswa terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan keterampilan. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang  terjadi yang dapat diuji atau observasi.
 Konsep adalah abstraksi kemasan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat.
 Ada juga yang lebih tinggi dari generalisasi atau prinsip, yaitu yang dinamakan teori.
Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi  dan koordinasi informasi.

4.         Kriteria penetapan Materi Kurikulum

 Secara umum hada beberapa petimbangan dalam meetapkan materi kurikulum baik khususnya ditinjau dari sudut siswa, yakni:
a.    Tingkat Kematangan Siswa
b.   Seperti yang telah dikemukakan, setiap anak memiliki taraf perkembangan atau taraf kematangan yang berbeda. Tingkat kematangan anak usia SD berbeda dengan tingkat kematangan anak usia SMP. Isi atau materi kurikulum harus sesuai dengan tahap kematangan anak. Tingkat kematangan akan sejalan dengan tingkat erkembangan psikologi anak.
c.    Tingkat Pengalaman Anak
Tingkat kemampuan akan menentukan tingkat kemampuan anak dalam melakukan sesuatu.
d.   Tarap Kesulitan Materi
Materi kurikulum disusun dari yang mudah menuju yang sulit; dari yang konkret menuju yang abstrak; dari yang sederhana menuju yang komplesks.

Hunkins (1988) mengemukakan lima kriteria dalam mengorganisasi isi pelajaran. Pertama, kriteria yang berhubungan dengan ruang lingkup isi pelajaran. Kretria ini menyakut kleluasan dan kedalaman isi kurikulum sesuai dengan tujuan yang hendaknya dicapai.
 Kedua, kriteria yang berkaitan dengan keterkaitan atau hubungan antara materi atau isi pelajaran yang satu dengan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar pengalaman belajar siswa terjadi secara utuh, tidak terkotak-kotak.
 Ketiga, bekaitan dengan urutan isi dengan pengalaman belajar secara vertiikal.
 Keempat, isi dan pengalaman belajar harus disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks secara kesinambungan, sehingga pemahaman dan kemampuan siswa berkembang sampai tuntas.
 Kelima, yang disebut dengan artikulasi dari keseimbangan. Artikulasi artinya bahwa isi kurikulum harus memiliki keterkaitan baik keterkaitan antara pelajar satu dengan pelajar yang lain, maupun keterkaitan dilihat dari tingkat kesulitannya.
2.2  Lembar Kerja

1.         Jelaskan yang dimaksud dengan kurikulum dan pengembangan kurikulum?
2.         Jelaskan klasifikasi tujuan menurut Bloom!
3.         Sebutkan empat tujuan pendidikan yang bersifat umum ke khusus?
4.         Apa saja yang menjadi sumber-sumber materi kurikulum?
5.         Bagaimana langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau muatan kurikulum?!


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Pengembangan tujuan kurikulum merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam proses pengembangan kurikulum, sebab tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, serta sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Pengembangan materi kurikulum menyangkut proses penentuan bahan atau materi yang perlu dipahami oleh peserta didik. Pengembangan materi kurikulum bersumber pada beberapa aspek, yaitu masyarakat, siswa, dan ilmu pengetahuan. Setiap aspek harus diseimbangkan satu sama lain agar kurikulum yang terbentuk menjadi lebih berkualitas.

B.   Saran

Semoga makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai calon pendidik mengenai pengembangan tujuan dan isi kurikulum.


Daftar Pustaka

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Prenada Media Group.
http://www.scribd.com/doc/32248702/Prinsip-Pengembangan-Kurikulum-Endick.
http://ins-think.blogspot.co.id/2012/03/pengembangan-tujuan-dan-isi-kurikulum.html.
Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan. Vol.1 No.1. Maret 2010. ISSN : 2086 – 4981.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar