BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem
pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang
harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa
(Sanjaya,2008).
Proses
pengembangan kurikulum menurut zais harus dimulai dengan asumsi-asumsi filosofis
sebagi system nilai (Value System) atau pandangan hidup suatu bangsa.
Berdasarkan asas filosofis itulah selanjutnya ditentukan tentang hakikat
pengetahuan, sosiokultural, hakikat anaka didik, dan teori-teori belajar.
Inilah yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum, dengan kata lain
landasan pengembangan kurikulum itu meliputi asas filosofis, asas psikologis,
dan asas sosial budaya termasuk didalamnya asas teknologis. Manakala telah
ditentukan landasan-landasan sebagai fondasi kurikulum, maka ditentukan
komponen-komponen kurikulum yang menyangkut baik tujuan umum maupun tujuan
khusus, isi atau materi pelajaran kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Pada
dasarnya proses pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan keempat
komponen tersebut yang dilandasi asas-asas pengembangannya sebagai fondasi.
Pengembangan komponen-komponen inilah yang kemudian membentuk sistem kurikulum.
Adapun proses
pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan menghasilkan kurikulum baru
melalui langkah-langkah penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan kurikulum
atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan pelaksanaan kurikulum, dan
hal tersebut bisa dikatakan bahwa terjadinya perubahan-perubahan kurikulum
mempunyai tujuan untuk perbaikan. Suatu kurikulum tidak dapat terbentuk atau
tidak dapat dikembangkan tanpa adanya tujuan khusus sebagai hasil yang
diharapkan. Dengan adanya tujuan, maka akan memudahkan para pemegang kurikulum
dalam menentukan nilai-nilai apa saja yang harus ada dalam kurikulum tersebut.
Karena itu, sebagai orang yang kelak akan berperan dalam implementasi
kurikulum, sangat penting bagi para calon pendidik untuk memahami dan menguasai
tata cara pengembangan tujuan dan isi kurikulum.
1.2
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
atau memahami tata cara pengembangan tujuan dan isi kurikulum, serta sebagai
tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
1.3
Ruang Lingkup
Materi
Makalah ini memiliki ruang lingkup materi. Adapun ruang
lingkup materi sebagai berikut :
v
Pengertian
kurikulum
v
Pengertiaan
pengembangan kurikulum
v
Pengembangan
tujuan kurikulum
v
Pengembangan
isi atau materi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Lembar Informasi
2.1.1
Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi atau
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.
2.1.2 Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup
beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi.
Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan
Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer
perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum
merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa
besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan
kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia
pendidikan saja, namun didalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus,
pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur unsur masyarakat lainnya yang
merasa berkepentingan dengan pendidikan.
2.1.3
Pengembangan Tujuan Kurikulum
Ada beberapa
alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Tujuan
erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya
pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan
demikian perumusan tujuan merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
sebuah kurikulum.
2.
Melalui
tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum dalam
mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, bahkan akan membantu guru dalam
mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat
memberikan arahan kepada guru dalam menentukan bahan atau materi yang harus
dipelajari, menentukan metode dan strategi pembelajaran, menentukan alat,
media, dan sumber pembelajaran, serta merancang alat evaluasi untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa.
3.
Tujuan
kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai control dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, para
pengembang kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah
memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang
berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan
kualitas suatu sekolah.
1. Klasifikasi
Tujuan
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of
Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai
tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau
tiga domain (bidang), yaitu domain
kognitif, afektif, dan psikomotor.
A.
Domain
Kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan
yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti
kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut
Bloom terdiri dar 6 tingkatan, yaitu:
1)
Pengetahuan
(knowledge)
Pengetahuan
adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah.
2)
Pemahaman
Pemahaman
lebih tinggi tingkatannya dari penetahuan. Pemahaman bukan sekedar mengingat
fakta, akan tetapi akan berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan,
menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.
3)
Penerapan
Penerapan
merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi lagi tingkatannya dibandingkan
dengan pengetahuan dan pemahaman.
4)
Analisis
Analisis
adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam
bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antarabagian bahan itu.
5)
Sintesis
Sintesis adalah kemampuan unuk menghimpun bagian-bagia
n ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana
atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.
6)
Evaluasi
Evaluasi
adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif.
B.
Domain
Afektif
Domain afektif
berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan aspresiasi. Domain ini merupakan bidang
tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya seseorang hanya akan
memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu objek manakala telah memiliki
kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl, dkk. (1964), dalam
bukunya Taonomy of Educational Objectives: Affective Domain, domain afektif
memiliki tingkatan yaitu:
1)
Penerimaan
Penerimaan
adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan
atau suatu masalah.
2)
Merespons
Merespons
atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tertentu seperti, kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu,
kemauan untuk diskusi, kemauan untuk membantu orang lain, dan sebagainya.
3)
Menghargai
Tujuan
ini berkenaan dengan kemauaan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada
gejala atau suatu ojek tertentu.
4)
Mengorganisasi
Tujuan
yang berhubungan dengan organisasi berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam
sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antaranilai dan tingkat prioritas
nilai-nilai itu.
5)
Karakterisasi
nilai
Tujuan
ini adalah mengadakan sintensis dan internalisasi sistem nilai dengan
mengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya itu dijadikan
pandangan (filsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak dan
berperilaku.
C.
Domain
Psikomotor
Domain Psikomotor adalah tujuan yang
berhubungan dengan kemampuan keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan yang
termasuk ke dalam domain ini:
1)
Gerak
refleks;
2)
Keterampilan
dasar;
3)
Keterampilan
perseptual;
4)
Keterampilan
fisik;
5)
Gerakan
keterampilan;
6)
Komunikasi
nondiskursif;
Dengan bahasa lain, ketiga domain itu
(kognitif,afektif dan psikomotor) dapat digambarkan dala “3H”, yaitu “Head”
(kelapa) atau pengembangan bidang intelektual (kognitif), “Heart” (hati), yaitu
pengembangan sikap (afektif) dan "Hand” (tangan) atau pengembangan
keterampilan (pisikomotor).
Pencapaian ketiga dominan secara seimbang
harus menjadi acuan dan target setiap guru dalam proses pembelajaran.
2. Herarkis Tujuan
Dilihat
dari herarkisnya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan yang sangat umum sampai
tujuan yang khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Tujuan pendidikan
dari bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu dapat diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofi. Suatu bangsa.
b. Tujuan Instituasional
Tujuan Instituasional, adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan.
c. Tujuan Kulikuler
Tujuan Kulikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran.
d. Tujuan Pembelajaran/Instruksional
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau yang disebut
juga dengan tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan
dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tetentu.
2.1.4
Pengembangan
Materi Kurikulum
Bahan atau materi kurikulum (curriculum materials) adalah
isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalm upaya mencapai tujuan
kurikulum.
1.
Sumber-sumber
Materi Kurikulum
Isi atau materi kurikulum pun harus bersumber pada tiga
hal tersebut, yakni:
a. Masyarakat berserta budayanya
b. Siswa
c. Ilmu Penetahuan
Dalam menentukan
isi kurikulum ketiga bersumber tadi harus digunakan secara seimbang. Isi
kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek, dapat mengaruhi
keseimbangan makna pendidikan.
a.
Masyarakat
sebagai Sumber Kurikulum
Sekolah
berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat.
Kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar atau lokal diperlukan oleh sebab setiap
daerah memiliki kebutukan dan karakteristik yang berbeda baik dilihat dari
sudut geografis, budaya dan adat istadat maupuan potensi daerah. Dilihat dario
keadaan geografis, setiap derah memiliki perbedaan misalnya ada daerah
pegunungan, pesisir, daerah perkotaan.
Perkembangan
budaya nasional adalah perkembangan budaya yang terus-menerus yang selama ada
dalam status “in the maiking” Oleh karenanya materi, kurikulum selamanya harus
berubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.
Globalisasi
merupakan gelombang yang sangat hebat menerap seluruh kawasan dunia. Siap atau
tidak, kita tidak mungkin mehindari dari arus globalisasi itu sendiri. Oleh
sebab itu, arus globalisasi bukan untuk dihindari akan tetapi merupakan sesuatu
yang harus kita hadapi. Materi kurikulum sebagai alat pendidikan harus
bersumber dari kepentingan masyarakat global.
b.
Siswa
sebagai Sumber Materi Kurikulum
Di samping masyarakat berserta kebudayaannya, penetapan
materi kurikulum juga dapat bersumber dari siswa itu sendiri. Mengapa siswa
harus dijadikan sumber dalam penetapan isi kurikulum? Ya, hal ini disebabkan
tugas dan fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan seluruh potensi siswa.
Maka tidak heran kalau kebutuhan anak harus menjadi salah satu sumber materi.
Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam rumusan isi kurikulum dikaitkan dengan siswa,
yakni:
1)
Kurikulum
sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak
2)
Isi
kurikulum sebaiknya mencangkup keterapilan, pengetahuan dan sikap yang dapat
digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan juga berguna untuk menghadapi
kebutuhannya pada masa yang akan datang.
3)
Siswa
hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatan sendiri dan tidak sekedar
hanya penerima secara pasif apa yang diberikan guru.
4)
Apa
yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan siswa.
Kebutuhan siswa sebagai dasar penetapan materi kurikulum
dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi pisikobiologis dan sisi kehidupan
sosial. Sisi pisikologis berkenaan dengan apa yang timbul dengan siswa
berdasarkan kebutuhan pisikologis dan biologis yang dinyatakan dalam keinginan
dan harapan mereka, tujuan dan masalah yang diminati untuk dipelajari. Sisi
kebutuhan sosial berkenaan dengan tuntutan masyarakat, apa yang dianggap perlu
untuk kehidupannya, agar mereka hidupdi masyarakat.
Menurut Maslow kebutuhan manusia itu terdiri dari
kebutuhan akan:
a. Survival atau
kebutuhan fisiologis;
b. Security atau
kebutuhan rasa aman;
c. Love and
belonging atau kebutuhan untuk dicintai;
d. Self esteem
atau kebutuhan personal 9harga diri);
e. Self-actualization
kebutuhan untuk mengatualisasikan diri.
c.
Ilmu
Pengetahuan sebagai Sumber Kurikulum
Ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir secara
sistematis dan logis.
2.
Tahap
Penyeleksian Materi Kurikulum
Tahap penyeleksian materi kurikulum adalah
langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh pengembang materi kurikulum dalam
menentukan isi atau muatan kurikulum.
a. Identifikasi Kebutuhan (need assessment)
Kebutuhan (need) adalah ketidaksesuaian antara harapan
dan kenyataan.
b. Mendapatkan Bahan Kurikulum (Assess the curriculum
materials)
Mendapatkan bahan kurikulum yang sesuai dengan tujuan
bukanlah pekerjaan mudah. Poses pelaksanaannya diperlukan perencanaan yang
matang serta dan keseriusan yang sungguh-sungguh.
c. Analisis Bahan (analyze the materials)
Menganalisis materi/bahan kurikulum dapat dilakukan
dengan melihat informasi tentang bahan yang bersangkutan misalnya, dengan
melihat nama pengarang, edisi dan tahun terbitan, termasuk penerbirnya sendiri.
d. Penilaian bahan kurikulum (Appraissal of curriculum
materials)
Manakala bahan kurikulum telah dianalisis keakuratanya,
maka selanjutnya diberikan penilaian, apakah bahan itu layak digunakan atau
tidak, sesuaikah dengan tututan kurikulum atau tidak.
e. Membuat keputusan mengdopsi bahan (Make an Adoption
Decision)
Membuat keputusan apakah bahan layak untuk diadopsi atau
tidak, merupakan tahap terakhir menyeleksi bahan.
3.
Jenis-jenis
Materi Kurikulum
Biasanya materi
kurikulum yang harus dipelajari siswa terdiri dari fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan keterampilan. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan
data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau observasi.
Konsep adalah
abstraksi kemasan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat.
Ada juga yang
lebih tinggi dari generalisasi atau prinsip, yaitu yang dinamakan teori.
Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan
tertentu yang memerlukan manipulasi dan
koordinasi informasi.
4.
Kriteria
penetapan Materi Kurikulum
Secara umum hada
beberapa petimbangan dalam meetapkan materi kurikulum baik khususnya ditinjau
dari sudut siswa, yakni:
a. Tingkat Kematangan Siswa
b. Seperti yang telah dikemukakan, setiap anak memiliki
taraf perkembangan atau taraf kematangan yang berbeda. Tingkat kematangan anak
usia SD berbeda dengan tingkat kematangan anak usia SMP. Isi atau materi
kurikulum harus sesuai dengan tahap kematangan anak. Tingkat kematangan akan
sejalan dengan tingkat erkembangan psikologi anak.
c. Tingkat Pengalaman Anak
Tingkat kemampuan akan menentukan tingkat kemampuan anak
dalam melakukan sesuatu.
d. Tarap Kesulitan Materi
Materi kurikulum disusun dari yang mudah menuju yang
sulit; dari yang konkret menuju yang abstrak; dari yang sederhana menuju yang
komplesks.
Hunkins (1988) mengemukakan lima kriteria dalam mengorganisasi
isi pelajaran. Pertama, kriteria yang berhubungan dengan ruang lingkup isi pelajaran.
Kretria ini menyakut kleluasan dan kedalaman isi kurikulum sesuai dengan tujuan
yang hendaknya dicapai.
Kedua, kriteria
yang berkaitan dengan keterkaitan atau hubungan antara materi atau isi
pelajaran yang satu dengan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar pengalaman belajar
siswa terjadi secara utuh, tidak terkotak-kotak.
Ketiga, bekaitan
dengan urutan isi dengan pengalaman belajar secara vertiikal.
Keempat, isi dan pengalaman belajar harus disusun dari yang
sederhana menuju yang kompleks secara kesinambungan, sehingga pemahaman dan
kemampuan siswa berkembang sampai tuntas.
Kelima, yang
disebut dengan artikulasi dari keseimbangan. Artikulasi artinya bahwa isi
kurikulum harus memiliki keterkaitan baik keterkaitan antara pelajar satu
dengan pelajar yang lain, maupun keterkaitan dilihat dari tingkat kesulitannya.
2.2 Lembar Kerja
1.
Jelaskan yang dimaksud dengan kurikulum
dan pengembangan kurikulum?
2.
Jelaskan klasifikasi tujuan menurut
Bloom!
3.
Sebutkan empat tujuan pendidikan yang
bersifat umum ke khusus?
4.
Apa saja yang menjadi sumber-sumber
materi kurikulum?
5.
Bagaimana langkah-langkah yang harus
dilaksanakan oleh pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau muatan
kurikulum?!
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengembangan
tujuan kurikulum merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam proses
pengembangan kurikulum, sebab tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran
yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. Melalui tujuan yang jelas,
maka dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum
yang dapat digunakan, serta sebagai control dalam menentukan batas-batas dan
kualitas pembelajaran.
Pengembangan
materi kurikulum menyangkut proses penentuan bahan atau materi yang perlu
dipahami oleh peserta didik. Pengembangan materi kurikulum bersumber pada
beberapa aspek, yaitu masyarakat, siswa, dan ilmu pengetahuan. Setiap aspek
harus diseimbangkan satu sama lain agar kurikulum yang terbentuk menjadi lebih
berkualitas.
B. Saran
Semoga makalah
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai calon pendidik mengenai
pengembangan tujuan dan isi kurikulum.
Daftar Pustaka
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Prenada Media Group.
http://www.scribd.com/doc/32248702/Prinsip-Pengembangan-Kurikulum-Endick.
http://ins-think.blogspot.co.id/2012/03/pengembangan-tujuan-dan-isi-kurikulum.html.
Jurnal
Teknologi Informasi dan Pendidikan. Vol.1 No.1. Maret 2010. ISSN : 2086 – 4981.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar