Senin, 30 November 2015

STRUKTUR EKOSISTEM


          Pada dasarnya struktur ekosistem adalah suatu uraian tentang makhluk hidup dan wilayah fisik, serta lingkungannya bersama-sama dan penyebaran nutrien yang terdapat pada suatu habitat. Struktur ekosistem juga memberi keterangan atau informasi tentang kondisi lingkungannya, misalnya iklim yang akan berpengaruh terhadap makhluk hidup di suatu wilayah.
Menurut strukturnya, semua ekosistem terdiri dari komponen dasar ekosistem, yaitu komponen abiotik dan biotik. Menurut Smith (1990) komponen tersebut merupakan penyusun utama ekosistem yang menjadi penunjang semua proses ekologis yang berlangsung dalam sistem ekologi. Yang termasuk dalam komponen tersebut adalah :
  1. Komponen abiotik berupa habitat dan lingkungannya (materi/substrat organik) serta materi organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati atau mengalami proses dekomposisi.
  2. Komponen biotik yang terdiri dari komponen ototrof (produsen) dan komponen heterotrof (konsumen dan dekomposer).
Dalam sistem ekologi, semua organisme, besar atau kecil, tumbuhan atau hewan, sangat tergantung pada komponen abiotik yang merupakan unsur-unsur habitat dan lingkungannya (Misra, 1980). Habitat dan lingkungan yang sehat sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tumbuhan dan makluk hidup lainnya memerlukan unsur-unsur habitat dan lingkungannya, seperti ruang/tanah untuk tempat tumbuh, udara yang segar dan cukup, air untuk transport nutrien dan pembentukan makanan, garam biogenik dan mineral untuk pembentukan tubuh dan energi berbagai proses kehidupan.


1. KOMPONEN ABIOTIK
Hubungan ekologis antarkomponen ekosistem dalam suatu sistem ekologi pada umumnya diperlihatkan dalam bentuk reaksi sifat-sifat fisiko-kimiawi, lingkungan sebagai hasil interaksi antarkomponen ekosistem. Komponen abiotik suatu ekosistem adalah semua unsur-unsur dasar dari habitat dan lingkungannya, yang mencakup tanah, air, udara, seperti oksigen dan karbondioksida, nitrat dan fosfat, serta senyawa organik dan anorganik. Persenyawaan tersebut terdapat sebagai hasil proses metabolisme atau proses dekomposisi makhluk hidup yang telah mati. Dalam komponen abiotik termasuk pula faktor lingkungan fisik lain, yaitu radiasi sinar matahari atau iklim, seperti suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dan angin. Energi radiasi sinar matahari merupakan energi yang terbanyak yang diterima oleh tumbuhan-tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Secara mendasar komponen abiotik, seperti O2, CO2 dan nutrien sebagian besar berasal dari hasil pelapukan dan pengendapan bahan-bahan organik makluk hidup yang telah mati dan tidak aktif, bahan organik atau nutrien yang terlarut dalam ekosistem akuatik. Semua bahan organik dan anorganik tersebut merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk daur nutrien (daur biogeokimiawi) dalam ekosistem.
Untuk tumbuh-tumbuhan diperlukan sejumlah unsur esensial yang menjadi nutrien utama. Tidak semua unsur tersebut diperlukan oleh setiap jenis tumbuhan dalam kuantitas atau perbandingan yang sama, tetapi semua tumbuh-tumbuhan akan membutuhkan sejumlah nutrien minimal untuk pertumbuhannya, dan pada umumnya setiap jenis tumbuhan memerlukan sejumlah nutrien yang spesifik.

2. KOMPONEN BIOTIK
Komponen biotik adalah semua komponen makluk hidup yang terdapat dalam ekosistem. Komponen biotik dalam ekosistem, dapat dikelompokan dari segi perolehan sumber energi (jenjeng makanan) dan segi strukturnya.

1. Dari segi perolehan sumber energi/ jenjang makanan (trophic level) komponen ekosistem terdiri dari :
  • Komponen autotropik adalah komponen biotik yang terdiri dari tumbuhan hijau atau fitoplankton, yaitu organisme yang mampu mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik dan bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan butir hijau daun.
  • Komponen hijau tropic, adalah komponen biotik yang terdiri dari hewan, yaitu organisme yang sumber makanannya diperoleh dari bahan-bahan organik yang dibentuk oleh komponen autotrof, menyusunnya kembali dan menguraikan bahan-bahan organik kompleks yang telah mati kedalam senyawa anorganik sederhana. Organisme heterotrof dapat dibedakan juga kedalam kelompok biophage, yaitu organisme yang mengkonsumsi organisme lain; dan saprophage, yaitu organisme pengurai bahan-bahan organik dari organisme yang telah mati.

2. Segi struktur atau penyusun ekosistem terdiri dari 2 komponen, yaitu :
  • Komponen abiotik, meliputi: 
  1. senyawa anorganik, misalnya oksigen atau nitrogen, 
  2. senyawa organik, misalnya karbohidrat, protein atau enzim; 
  3. habitat dan lingkungan, misalnya tanah atau udara atmosfer;
  • Komponen biotik, meliputi: 
  1. produsen, misalnya tumbuhan hijau atau fitiplankton, 
  2. konsumen, misalnya hewan atau manusia; biasanya makluk hidup yang tidak mampu menghasilkan makanannya sendiri sebagai sumber energi untuk kehidupannya. Berdasarkan sumber makanan yang dikonsumsi dapat dikelompokan organisme herbivora, karnivora atau parasit. Organisme herbivora dan karnivora ini sering dinamakan pula sebagai kelompok konsumen makro.
  3. Pengurai atau dekomposer. Kelompok biota ini sebenarnya termasuk golongan konsumen juga, tetepi sebagai sumber makanan untuk energi yang diperlukan diperoleh dari makluk hidup yang telah mati dan mengalami dekomposisi, misalnya bakteri atau jamur. Kelompok biota tersebut dinamakan pula dengan konsumen mikro atau sapotroph.
Macam-macam konsumen, selain dapat dikelompokan dalam kelompok konsumen makro dan konsumen mikro, dapat juga dibedakan menjadi :
1.  Konsumen tingkat I, yaitu hewan-hewan yang memperoleh energi langsung dari produsen, meliputi Herbivora (hewan pemakan tumbuhan misalnya kelinci, rusa, kambing) danOmnivora (hewan pemakan tumbuhan dan hewan misalnya ayam, tikus).
2.  Konsumen tingkat II,yaitu hewan-hewan yang memperoleh energi dari konsumen tingkat I, meliputikarnivora dan Omnivora. Karnivora adalah hewan-hewan pemakan daging, misalnya serigala, ular sawah, harimau.
3.  Konsumen tingkat III, yaitu hewan-hewan yang memperoleh energinya dari konsumen tingkat II, misalnya musang (memakan ayam), elang (memakan ular sawah). Konsumen yang tidak mempunyaipredator disebut konsumen puncak, misalnya komodo.

a. Terestrial (darat)
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.
Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.
  • Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain kera, burung, badak, babi hutan, harimau dan burung hantu.
  • Hutan gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
  • Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutanyang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose,beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
  • Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar