A.
Pengertian Paragraf
Paragraf
adalah bagian tulisan
(karangan) yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan
padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf dikenal pula
dengan istilah alinea dengan pengertian yang sama. Dalam tulisan ini hanya
digunakan istilah paragraf. Paragraf ditandai dengan kalimat pertama yang
menjorok atau adanya perbedaan spasi.Paragraf yang ilmiah merupakan paragraph
yang bersifat keilmuan, yakni menyajikan fakta keilmuan dan logika, ditulis
dengan aturan tertentu, baik dari segi kalimat maupun gaya bahasa.
B. Ciri
Paragraf yang Ilmiah
1.
Kesatuan
Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan apabila
seluruh uraian atau detil pengembangannya, seluruh detil penunjang tidak boleh
menyimpang dari gagasan utama. Perhatikan controh berikut.
Contoh
1
(1) Sebuah Penelitian mengandung
tiga unsure pokok, yakni apa yang diteliti, bagaimana peneliitian itu
dilaksanakan, dan mengapa penelitian itu dilaksanakan. (2) Pertanyaan pertama
mengenai masalah penelitian, pertanyaan kedua mengenai metodologi penelitian,
dan pertanyaan ketiga mengenai pentingnya penelitian. (3) Usaha untuk menjawab
apa merupakan kegiatan pokok. (4) Oleh karena itu, kegiatan tersebut merupakan
inti dari pelakasanaan suatu penelitian.
Dalam contoh (1), kalimat (1) adalah kalimat utama, kalimat (2), (3),
dan (4) adalah kalimat penjelas. Kalimat penjelasannya sama-sama mendukung
gagasan utama (1) yakni masalah penelitian.
2.
Kebertalian (Kohesi – Koherensi)
Paragraf dinyatakan memiliki kebertalian atau koherensi
apabila hubungan antar kalimat sebelum dan sesudahnya bersifat runtun atau
tidak melompat-lompat. Paragraf bukanlah kumpulan atau tumpukan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri. Paragraf dibentuk oleh beberapa kalimat yang
mempunyai hubungan timbal-balik secara fungsional.
Contoh 1
(1) Dalam
mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan tujuan. (2) Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan,
materi yang diberikan, metode yang
digunakan, dan evaluasi yang dipilih, tidak akan memberikan manfaat bagi anak
didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar. (3) Dengan mengetahui tujuan, dapat ditentukan
materi yang akan diajarkan, metode yang digunakan, serta bentuk yang
evaluasinya.
Dalam contoh (1) kesetalian dilakukan dengan cara mengulang
kata kunci, yakni kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci
yang mula-mula timbul di awal paragraf, yakni tujuan kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan
ini berfungsi memelihara kesetalian seluruh kalimat.
Contoh
2
(1) Dengan
penuh kepuasan Pak Mitra memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. (2)
Jerih payahnya tidak sia-sia. (3) Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya.
(4) Sudah terbayang dimatanya, orang sibuk memotong, memanggul padi
berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman rumah. (5) Tentu anaknya, Sumi,
dan calon menantunya, Hendra, akan ikut bergembira. (6) Hasil panen yang
berlimpah ini tentu dapat mengantarkan mereka ke magligai perkawinan.
Kebertalian paragraf (4) dibentuk dengan menggunakan kata
ganti. Kata ganti yang mengacu pada manusia, benda, biasanya untuk menghindari
kebosanan, diganti dengan kata ganti. Untuk menyatakan kebertalian dari sebuah
paragraf, ada bentuk lain yang sering digunakan, yakni penggunaan kata atau
frasa dalam bermacam hubungan.
3.
Kecukupan
Isi dan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan isi dan gagasan
apabila diuraikan sejumlah rincian atau detil penunjang sebagaimana dituntut
oleh gagasan utama paragraf. Paragraf yang rincian atau detil penunjangnya
tidak cukup disebut paragraf mini.
Contoh 1
(1) Ilmu
dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian denngan
berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah
pertanian lebih produktif.
Contoh (2)
(1) Ilmu
dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian
denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah
membuat tanah pertanian lebih produktif. (3) Insektisida dan pestisida yang
diterapkan dengan berkala pada tanaman yang baru tumbuh akan memusnahkan
berbagai jenis hama dan serangga yang merantak. (4) Herbisida sanggup membubuh
rumput yang tidak dikehendaki sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.
C. Syarat
Paragraf yang Ilmiah
Paragraf
memiliki syarat berikut:
a.
Kesatuan
Kesatuan
terkait dengan kesatuan topik, yakni paragraf hanya mengandung satu topik.
Paragraf yang memuat lebih dari satu topik merupakan pargraf yang tidak baik,
karena paragraf yang baik
bercirikan: lengkap, utuh, dan runtut.
b.
Kepaduan
Kepaduan
terkait dengan hubungan, baik bentuk maupun isi. Hubungan bentuk disebut
kohesi, sedangkan hubungan isi disebut koherensi. Kohesi bisa diupayakan dengan
penggunaan kata hubung (transisi), kata ganti, dan kata kunci.
c.
Ketuntasan
Ketuntasan terkait dengan kelengkapan informasi paragraf. Paragraf tidak hanya
memuat kalimat topik, tetapi juga kalimat penjelas. Kalimat topik adalah
kalimat yang memuat gagasan utama paragraf. Kalimat penjelas adalah kalimat
yang memuat gagasan penjelas. Paragraf karangan ilmiah tidak boleh hanya
terdiri atas satu kalimat, tetapi harus beberapa kalimat.
D. Struktur
Paragraf
Sebagaimana diuraikan di atas, paragraf
terdiri atas beberapa kalimat, yakni ada kalimat
yang berfungsi sebagai kalimat topik,
ada pula kalimat yang berfungsi sebagi kalimat penjelas. Oleh karena itu,
dimungkinkan paragraf memiliki struktur sebagai berikut:
(1) kalimat topik (2) kalimat penjelas (3) kalimat topik
kalimat penjelas kalimat
penjelas kalimat penjelas
kalimat penjelas kalimat
penjelas kalimat penjelas
kalimat penjelas kalimat
penjelas kalimat penjelas
kalimat penjelas kalimat
topik kalimat topik
E. Jenis
Paragraf
a. Berdasarkan Pola Penalaran
Berdasarkan pola
penalaran, paragraf terbagi atas
paragraf deduktif, paragraf induktif,
dan paragraf deduktif-induktif (campuran).
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif
adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal
paragraf. Paragraf ini dimulai dengan pernyataan umum, kemudian dilanjutkan dengan
pernyataan-pernyataan khusus. Pernyataan khusus bisa berupa penjelasan, uraian,
pemerian, dan contoh. Jenis paragraf ini biasanya dijadikan latihan awal
menulis paragraf karena menyusun paragraf jenis ini dianggap tidak sulit.
Paragraf ini menyajikan pernyataan secara antiklimaks.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang
kalimat topiknya diletakkan pada akhir paragraf. Paragraf ini dimulai dengan
pernyataan-pernyataan khusus, kemudian diakhiri dengan pernyataan umum.
Pernyataan akhir paragraf biasanya merupakan simpulan. Kata hubung yang
biasanya dipakai adalah jadi, dengan demikian, dan oleh karena
itu. Paragraf ini menyajikan pernyataan secara klimaks.
3. Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-induktif adalah
paragraf yang diawali dan diakhiri dengan kalimat topik. Dalam paragraf ini,
pernyataan umum diikuti pernyataan-pernyataan khusus, kemudian diakhiri dengan
pernyataan umum lagi. Pernyataan kalimat topik pada awal paragraf bisa sama
atau berbeda dengan pernyataan kalimat akhir paragraf. Namun, gagasannya sama.
b.
Berdasarkan Teknik Pengembangan
Biasanya ketika berlatih menulis
paragraf, kita kesulitan mengembangkan kalimat topik yang telah ditulis lebih
dahulu. Untuk mengembangkan kalimat topik ini dapat ditempuh dengan cara
menulis kalimat-kalimat penjelas, yang dapat menyatakan berbagai hal, apakah
contoh, definisi, pembandingan, dan sebagainya. Oleh karena itu, berdasarkan
pengembangannya, paragraf akan disebut sesuai dengan jenis pernyataan
kalimat-kalimat penjelas.
1.
Paragraf
dengan pengembangan contoh
Paragraf dengan pengembangan contoh menyajikan
kalimat penjelas yang berisikan contoh.
2.
Paragraf
dengan pengembangan definisi
Paragraf dengan pengembangan definisi
menyajikan kalimat penjelas yang berisikan batasan.
3.
Paragraf
dengan pengembangan pembandingan
Paragraf dengan
pengembangan pembandingan menyajikan kalimat penjelas yang
berisikan pembandingan,
yakni persamaan dan perbedaan.
4.
Paragraf
dengan pengembangan klasifikasi
Paragraf dengan
pengembangan klasifikasi menyajikan kalimat penjelas yang berisikan kategori-kategori
atau bagian-bagian tertentu dari yang diuraikan kalimat topik.
5.
Paragraf
dengan pengembangan analogi
Paragraf dengan pengembangan analogi
menyajikan kalimat penjelas yang berisikan analogi atas kalimat topik.
6.
Paragraf
dengan pengembangan sebab-akibat
Paragraf dengan
pengembangan sebab-akibat menyajikann kalimat penjelas yang
berisikan akibat atas
pernyataan sebab yang dimuat dalam kalimat topik.
c.
Berdasarkan
Corak
Berdasarkan corak, paragraf dapat
dibedakan atas paragraf eksposisi (paparan), deskripsi (pemerian), argumentasi
(bahasan), dan narasi (kisahan). Dalam karya tulis ilmiah, paragraf narasi
tidak digunakan. Demikian pula, paragraf deskripsi yang bersifat emosional
harus dihindarkan dalam karya tulis ilmiah.
1.
Paragraf
eksposisi/paparan
Paragraf eksposisi
adalah paragraf yang memaparkan informasi umum mengenai sesuatu. Tulisan jenis
ini disajikan dengan sudut pandang kelogisan.
2.
Paragraf
deskripsi/pemerian
Paragraf ini memerikan
suatu objek yang dapat diindera oleh mata. Oleh karena itu, di dalamnya
dilukiskan mengenai bentuk, rupa, warna, dan benda-benda. Tulisan ini
menggunakan sudut pandang tempat atau spasial sehingga penjelasan dikaitkan
dengan posisi-posisi tertentu.
3.
Paragraf
argumentasi/bahasan
Paragraf yang membahas
suatu objek berdasarkan fakta untuk memberikan keyakinan pada pembaca. Sudut
pandang yang digunakan sudut pandang kelogisan.
4.
Paragraf
narasi
Paragraf narasi adalah
paragraf yang mengisahkan cerita tentang manusia. Sudut pandang yang digunakan
sudut pandang kewaktuan atau kronologis. Jenis tulisan ini tidak digunakan dalam
karya tulis ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar