Rabu, 02 Desember 2015

PARAGRAF YANG ILMIAH SESUAI DENGAN FAKTA DAN LOGIKA



A.    Pengertian Paragraf
Paragraf adalah bagian tulisan (karangan) yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf dikenal pula dengan istilah alinea dengan pengertian yang sama. Dalam tulisan ini hanya digunakan istilah paragraf. Paragraf ditandai dengan kalimat pertama yang menjorok atau adanya perbedaan spasi.Paragraf yang ilmiah merupakan paragraph yang bersifat keilmuan, yakni menyajikan fakta keilmuan dan logika, ditulis dengan aturan tertentu, baik dari segi kalimat maupun gaya bahasa.

B.     Ciri Paragraf yang Ilmiah

1.      Kesatuan Gagasan

Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan apabila seluruh uraian atau detil pengembangannya, seluruh detil penunjang tidak boleh menyimpang dari gagasan utama. Perhatikan controh berikut.

            Contoh 1

(1) Sebuah Penelitian mengandung tiga unsure pokok, yakni apa yang diteliti, bagaimana peneliitian itu dilaksanakan, dan mengapa penelitian itu dilaksanakan. (2) Pertanyaan pertama mengenai masalah penelitian, pertanyaan kedua mengenai metodologi penelitian, dan pertanyaan ketiga mengenai pentingnya penelitian. (3) Usaha untuk menjawab apa merupakan kegiatan pokok. (4) Oleh karena itu, kegiatan tersebut merupakan inti dari pelakasanaan suatu penelitian.

Dalam contoh (1), kalimat (1) adalah kalimat utama, kalimat (2), (3), dan (4) adalah kalimat penjelas. Kalimat penjelasannya sama-sama mendukung gagasan utama (1) yakni masalah penelitian.


2.       Kebertalian (Kohesi – Koherensi)

Paragraf dinyatakan memiliki kebertalian atau koherensi apabila hubungan antar kalimat sebelum dan sesudahnya bersifat runtun atau tidak melompat-lompat. Paragraf bukanlah kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri. Paragraf dibentuk oleh beberapa kalimat yang mempunyai hubungan timbal-balik secara fungsional.

Contoh 1

(1) Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan tujuan. (2) Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi  yang diberikan, metode yang digunakan, dan evaluasi yang dipilih, tidak akan memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar.  (3) Dengan mengetahui tujuan,  dapat ditentukan materi yang akan diajarkan, metode yang digunakan, serta bentuk yang evaluasinya.

Dalam contoh (1) kesetalian dilakukan dengan cara mengulang kata kunci, yakni kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul di awal paragraf, yakni tujuan kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kesetalian seluruh kalimat.

Contoh 2

(1) Dengan penuh kepuasan Pak Mitra memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. (2) Jerih payahnya tidak sia-sia. (3) Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. (4) Sudah terbayang dimatanya, orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman rumah. (5) Tentu anaknya, Sumi, dan calon menantunya, Hendra, akan ikut bergembira. (6) Hasil panen yang berlimpah ini tentu dapat mengantarkan mereka ke magligai perkawinan.

Kebertalian paragraf (4) dibentuk dengan menggunakan kata ganti. Kata ganti yang mengacu pada manusia, benda, biasanya untuk menghindari kebosanan, diganti dengan kata ganti. Untuk menyatakan kebertalian dari sebuah paragraf, ada bentuk lain yang sering digunakan, yakni penggunaan kata atau frasa dalam bermacam hubungan.

3.      Kecukupan Isi dan Gagasan

Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan isi dan gagasan apabila diuraikan sejumlah rincian atau detil penunjang sebagaimana dituntut oleh gagasan utama paragraf. Paragraf yang rincian atau detil penunjangnya tidak cukup disebut paragraf mini.

Contoh 1

(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif.

Contoh (2)

(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif. (3) Insektisida dan pestisida yang diterapkan dengan berkala pada tanaman yang baru tumbuh akan memusnahkan berbagai jenis hama dan serangga yang merantak. (4) Herbisida sanggup membubuh rumput yang tidak dikehendaki sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.

C.     Syarat Paragraf yang Ilmiah

Paragraf memiliki syarat berikut:

a.       Kesatuan
Kesatuan terkait dengan kesatuan topik, yakni paragraf hanya mengandung satu topik. Paragraf yang memuat lebih dari satu topik merupakan pargraf yang tidak baik, karena paragraf  yang baik bercirikan:  lengkap, utuh, dan runtut.

b.      Kepaduan
Kepaduan  terkait dengan hubungan, baik bentuk maupun isi. Hubungan bentuk disebut kohesi, sedangkan hubungan isi disebut koherensi. Kohesi bisa diupayakan dengan penggunaan kata hubung (transisi), kata ganti, dan kata kunci.

c.       Ketuntasan
Ketuntasan terkait dengan kelengkapan  informasi paragraf. Paragraf tidak hanya memuat kalimat topik, tetapi juga kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang memuat gagasan utama paragraf. Kalimat penjelas adalah kalimat yang memuat gagasan penjelas. Paragraf karangan ilmiah tidak boleh hanya terdiri atas satu kalimat, tetapi harus beberapa kalimat.

D.    Struktur Paragraf

Sebagaimana diuraikan di atas, paragraf terdiri atas beberapa kalimat, yakni ada kalimat
yang berfungsi sebagai kalimat topik, ada pula kalimat yang berfungsi sebagi kalimat penjelas. Oleh karena itu, dimungkinkan paragraf memiliki struktur sebagai berikut:

            (1) kalimat topik            (2) kalimat penjelas               (3) kalimat topik
                  kalimat penjelas             kalimat  penjelas       kalimat penjelas
                  kalimat penjelas             kalimat  penjelas       kalimat penjelas
                  kalimat penjelas             kalimat  penjelas       kalimat penjelas
                  kalimat penjelas             kalimat  topik                        kalimat topik

E.     Jenis Paragraf

a.       Berdasarkan Pola Penalaran
Berdasarkan pola penalaran, paragraf  terbagi atas paragraf deduktif, paragraf  induktif, dan paragraf deduktif-induktif (campuran).

1.    Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah  paragraf  yang kalimat topiknya terletak pada awal paragraf. Paragraf ini dimulai dengan  pernyataan umum, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan-pernyataan khusus. Pernyataan khusus bisa berupa penjelasan, uraian, pemerian, dan contoh. Jenis paragraf ini biasanya dijadikan latihan awal menulis paragraf karena menyusun paragraf jenis ini dianggap tidak sulit. Paragraf ini menyajikan pernyataan secara antiklimaks.

2.    Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya diletakkan pada akhir paragraf. Paragraf ini dimulai dengan pernyataan-pernyataan khusus, kemudian diakhiri dengan pernyataan umum. Pernyataan akhir paragraf biasanya merupakan simpulan. Kata hubung yang biasanya dipakai adalah jadi, dengan demikian, dan oleh karena itu. Paragraf ini menyajikan pernyataan secara klimaks.

3.    Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang diawali dan diakhiri dengan kalimat topik. Dalam paragraf ini, pernyataan umum diikuti pernyataan-pernyataan khusus, kemudian diakhiri dengan pernyataan umum lagi. Pernyataan kalimat topik pada awal paragraf bisa sama atau berbeda dengan pernyataan kalimat akhir paragraf. Namun, gagasannya sama.

b.      Berdasarkan Teknik Pengembangan
Biasanya ketika berlatih menulis paragraf, kita kesulitan mengembangkan kalimat topik yang telah ditulis lebih dahulu. Untuk mengembangkan kalimat topik ini dapat ditempuh dengan cara menulis kalimat-kalimat penjelas, yang dapat menyatakan berbagai hal, apakah contoh, definisi, pembandingan, dan sebagainya. Oleh karena itu, berdasarkan pengembangannya, paragraf akan disebut sesuai dengan jenis pernyataan kalimat-kalimat penjelas.

1.    Paragraf dengan pengembangan contoh
Paragraf dengan pengembangan contoh menyajikan kalimat penjelas yang berisikan contoh.
2.    Paragraf dengan pengembangan definisi
Paragraf dengan pengembangan definisi menyajikan kalimat penjelas yang berisikan batasan.
3.    Paragraf dengan pengembangan pembandingan
Paragraf dengan pengembangan pembandingan menyajikan kalimat penjelas yang
berisikan pembandingan, yakni persamaan dan perbedaan.
4.    Paragraf dengan pengembangan klasifikasi
Paragraf dengan pengembangan klasifikasi menyajikan kalimat penjelas yang berisikan kategori-kategori atau bagian-bagian tertentu dari yang diuraikan kalimat topik.
5.    Paragraf dengan pengembangan analogi
Paragraf dengan pengembangan analogi menyajikan kalimat penjelas yang berisikan analogi atas kalimat topik.
6.    Paragraf dengan pengembangan sebab-akibat
Paragraf dengan pengembangan sebab-akibat menyajikann kalimat penjelas yang
berisikan akibat atas pernyataan sebab yang dimuat dalam kalimat topik.

c.       Berdasarkan Corak
Berdasarkan corak, paragraf dapat dibedakan atas paragraf eksposisi (paparan), deskripsi (pemerian), argumentasi (bahasan), dan narasi (kisahan). Dalam karya tulis ilmiah, paragraf narasi tidak digunakan. Demikian pula, paragraf deskripsi yang bersifat emosional harus dihindarkan dalam karya tulis ilmiah.
1.    Paragraf eksposisi/paparan
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan informasi umum mengenai sesuatu. Tulisan jenis ini disajikan dengan sudut pandang kelogisan.
2.    Paragraf deskripsi/pemerian
Paragraf ini memerikan suatu objek yang dapat diindera oleh mata. Oleh karena itu, di dalamnya dilukiskan mengenai bentuk, rupa, warna, dan benda-benda. Tulisan ini menggunakan sudut pandang tempat atau spasial sehingga penjelasan dikaitkan dengan posisi-posisi tertentu.
3.    Paragraf argumentasi/bahasan
Paragraf yang membahas suatu objek berdasarkan fakta untuk memberikan keyakinan pada pembaca. Sudut pandang yang digunakan sudut pandang kelogisan.
4.    Paragraf narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang mengisahkan cerita tentang manusia. Sudut pandang yang digunakan sudut pandang kewaktuan atau kronologis. Jenis tulisan ini tidak digunakan dalam karya tulis ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar